'Singa Minangkabau' Itu Bernama Hj. Rangkayo Rasuna Said

Nama perempuan cerdas itu bertengger setara dengan nama-nama besar lainnya yang dikenal sebagai pahlawan negeri ini. Ia adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Semasa perjuangan, ia dikenal dengan tulisan-tulisannya yang tajam juga pidato-pidatonya nan tegas menentang kolonialisme. 

Karena keberaniannya semacam itu, putri asal belahan Barat Sumatera berkelahiran 14 September 1910 tersebut, bahkan sempat ada yang menjulukinya sebagai 'Singa Minangkabau' karena kemampuannya membakar semangat para pejuang kemerdekaan dan kaum wanita guna berperanan membebaskan negeri ini.

“Manusia dilahirkan dengan kehendak bebas dan masyarakatlah yang memperbudaknya, bila kita tidak membela bangsa sendiri, lebih baik kita minta Allah Swt untuk mencabut nyawa kita” begitu orasi Rasuna dalam salah suatu catatan yang ada. 

Cerdas, Kaya Pengetahuan

Kemampuannya dalam mentransmisikan pemikiran dan perasaan yang mampu menggetarkan dan menggerakkan semangat juang khalayak itu, karena Rasuna muda memang sejatinya cerdas dan kaya pengetahuan.

Ia dikenal aktif dalam dunia pendidikan. Dibuktikan dengan berdirinya sekolah Thawalib, Mengajar di kursus puteri di Bukittinggi, juga sempat mendirikan Perguruan Puteri di Medan pada tahun 1937.

Selain itu, Rasuna yang juga kerap mengkampanyekan pentingnya partisipasi kaum hawa dalam menciptakan perubahan nasib bangsa tersebut, juga menjadi salah seorang pendekar jurnalistik.

Dalam hal penggalangan pendapat umum melalui media massa tersebut, ia tercatat pernah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Raya dan aktif dalam membina Koran Mingguan Menara Poeteri.

Buah pikiran kritikal yang dituangkannya dalam bentuk tulisan dan pidatonya dianggap menjadi ancaman bagi pemerintah Belanda kala itu. Wajar saja, karena ditengarai perlawanan-perlawanan bergelora di Nusantara, termasuk di belahan Utara Sumatera.

Risiko pun tak urung ia tanggungkan. Bersama rekan wanita seperjuangannya, Rasimah Ismail ia sempat ditangkap di Semarang pada 1932. Ia terancam hukuman 'speek delict'

Menjelang akan dijatuhi hukuman, sekira 1500 orang hadir hanya untuk memberi dukungan kepada sang ''Singa Minangkabau' itu. Walhasil, Pemerintah Hindia Belanda cuma mengganjar hukuman penjara sekira 15 bulan saja. Tapi, itu tidak membuat semangatnya surut. Ia tetap berjuang hingga kemerdekaan diperolehi.

Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Namun, pengabdiannya demi Tanah Air terhenti jua. Sekira dua dekade pasca Indonesia diproklamasikan,  ia dipanggil ke haribaan Sang Pencipta. Hj. Rangkayo Rasuna Said meninggal pada 2 November 1965 di Jakarta.

Jenazah pejuang kemerdekaan dan pegiat partisipasi kaum wanita tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan, pemerintah mengeluarkan surat keputusan presiden RI No.084/TK/Tahun 1974. Dokumen yang ditandatangani Soeharto itu menerakan nama Rasuna Said sebagai Pahlawan Nasional.

'Singa Minagkabau' itu memang telah tiada. Namun semangat dan hasil jerih perjuangannya masih melekat dan dirasakan bangsa ini. Bagi generasi kini, derap pengabdiannya eloklah ditauladani.****gadiza sahgira

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post