Garam Si Imut Nan Penting Bagi Kehidupan


Garam. Benda kecil yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Bayangkan jika di dunia saat ini tidak ada garam, maka, manusia akan sangat rentan terhadap beragam masalah kesehatan. Misalnya, gangguan jantung, stroke hingga penyakit-penyakit lainnya yang dapat berujung pada kematian. Sebab, tubuh memang membutuhkan benda asin itu untuk pembentukan ion. Itu dari sisi kesehatan.

Disisi lain, banyak ibu rumah tangga yang akan kerepotan jika tidak ada garam di rumahnya. Saat ingin membuat olahan sambal, pasti ia akan sangat membutuhkan garam. Bayangkan saja rasa sambal jika tidak diberi sejumput garam. Hambar, jelasnya.

Sedangkan di sisi teknologi, senyawa garam juga sangat diperlukan dalam bermacam proyek produk rekayasa. Contohnya, Natrium nitrat (NaNO3) lazim dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bakar roket, termasuk bahan peledak. Begitupula dengan pupuk guna menopang produksi pertanian.

Intinya, penggunaan garam diaplikasikan secara luas bagi kehidupan.Agaknya, itulah alasan mengapa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan lautan lebih luas dari daratan.

Asal-usul Garam

Ada catatan yang menerakan, bahwa garam awalnya ditemukan di danau Yungchen, China. Bermula dari sebuah danau yang kering dimusim kemarau dan menghasilkan butiran-butiran kristal yang disebut garam. Kala itu, butiran padat garam dipergunakan sebagai bahan untuk mengawetkan makanan yang kemudian diperdagangkan dan menyebar ke belahan dunia hingga Indonesia.

Pada zaman mesir kuno, pertama kali menambahkan garam pada olahan sayuran untuk memberi rasa pada masakan. Selain itu, juga sebagai pengawet mumi dan persembahan kepada dewa. Mereka mendapatkannya dari rawa-rawa nil yang mengering saat musim kemarau.

Di Amerika Serikat, garam malah sempat dikategorikan sebagai komoditas nan begitu berharga. Pada masa silam, pemerintahnya bahkan pernah menawarkan pembebasan dinas militer kepada siapa pun yang bersedia bekerja untuk produksi garam di pantai.

Masalah pasokan garam di Indonesia

Garam diproduksi di Indonesia tepatnya di daerah Madura yang dijuluki Pulau Garam. Dalam satu tahunnya mancangkup 4,5 juta ton yang dikonsumsi di nusantara sendiri. Sementara di dunia sebanyak 290 juta ton, yang banyak disumbangkan dari negara China. Maka dari itu, untuk mencukupi kebutuhan garam, Indonesia mengimpornya sebanyak 2,83 juta ton dengan kisaran harga mencapai 1,5 triliun.

Bila kita lihat lebih jauh, ada yang aneh dari data diatas. yaitu, kenapa Indonesia yang lautannya sangat luas sekitar 2/3 dari daratan malah mengalami krisis produksi garam? kenapa kita masih mengimpor garam?

Atasi dan kurangi

Cara mengatasinya dengan mengimpor atau menghasilkannya sendiri. Namun, di sepanjang pantai hingga laut Nusantara memiliki pesisir yang teramat terjal dan menjadikan lahan dalam pembuatan garam tidak layak terutama Sumatera.

Alat yang digunakan dalam pencucian garam pun masih berkapasitas rendah. Sehingga garam yang dihasilkan dari dalam negeri hanya berkisaran 1/2 dari yang dibutuhkan.

Mau tidak mau Indonesia mengimpornya langsung dari beberapa negara seperti China, Tiongkok hingga Australia demi mencukupi kebutuhan garam per tahunnya.

Dapat diyakini, Indonesia berpeluang untuk mengurangi krisis dalam memproduksi garam. Mulai dari mempersiapkan lahan yang layak untuk areal penghasil garam berkualitas.

Apakah sudah cukup dengan cara itu? tidak. Anjuran mengkonsumsi garam setiap orang seharinya setara dengan 1 sendok teh. Namun, di Indonesia sekitar 50% masyarakat masih melebihi batasan yang seharusnya. Ini adalah salah satu faktor pemborosan dalam menggunakan garam dan membuat negara tercinta kita ini masih mengimpor bahan kecil yang teramat penting itu.

Maka dari itu, baiknya kita mengurangi takaran dalam mengonsumsi garam. Demi kesehatan diri sediri, juga mengurangi beban anggaran belanja negara untuk mengadakan 'Si Imut' yang putih namun asin itu*** Gadiza Sahgira

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post